Udah lama sih ngga nulis opini kaya gini di blog. Terakhir tuh kayanya tahun lalu, atau mungkin dua tahun yang lalu? Entahlah.
Hari ini, hampir seluruh stasiun televisi memberitakan banjir yang udah beberapa hari ini merendam ibukota. Memang sih, aku ngikutin semua beritanya, dan menurutku it's getting worse and worse. Bagaimana tidak, hampir seluruh lapisan dan sudut ibukota ngga luput dari amukan air. Pembawa berita banyak yang akhirnya 'blusukan' ala bapak gubernur, wawancarai warga sana sini tentang banjir yang, buat aku, ngga normal.
Artis-artis seperti Agnes Monica, Daus Mini, Jupe, dan lainnya juga ikut serta membantu saudara kita disana yang terkena musibah ini. Tenda-tenda evakuasi banyak didirikan, miris banget liatnya. Ngga nyangka aja, banjir yang emang kayanya udah 'hobi' banget melanda Jakarta, kini kian lama kian membabi buta. Ini udah ngga main-main, harus ada yang mau bertindak buat nyudahin musibah yang,
siapa sih yang mau terkena musibah?
Melihat berita yang disiarkan di televisi, sekarang arus lalu lintas Jakarta bisa dikatakan lumpuh. Bukan lagi macet. Di televisi juga disiarkan banyak bapak-ibu ngangkutin barang dan harta bendanya yang mulai rusak diterjang banjir. Wajah-wajah susah dan sedih dimana-mana. Bahkan kabar terbaru,
Istana Presiden pun kebanjiran. Hmm.
Jadi ini banjir terbesar menurut salah seorang warga Jakarta. Trus, kalo udah banjir kaya gini,
siapa yang harus disalahkan?
"Ya saya harap pemerintah bisa lebih sigap lah nanganin banjir ini. Pak Jokowi saya harap bisa cepet segera nuntasin banjir ini lah ya, saya menaruh harapan besar sama bapak. Biar kita juga ngga ngungsi-ngungsi terus kaya gini..."
Itu tadi pendapat salah satu warga di tenda pengungsian yang tadi pagi diwawancarai oleh salah satu acara berita. Nah, sebenernya aku mau bahas ini.
Banyak warga yang selalu bilang hal yang sama, pemerintah bisa cepet ngatasin masalah banjir yang selalu hadir tiap musim hujan. Bahkan ada yang secara gamblang bilang kalo
banjir Jakarta ini salahnya pemerintah. Janji palsunya pemerintah yang ngga pernah ditepati buat nyelesein masalah perbanjiran.
Benarkah kaya gitu?
Mari kita tinjau ulang. Menurut aku, pemerintah udah ngusahain buat nuntasin masalah banjir yang ngga kelar-kelar. Kalau dibilang udah usaha maksimal, buat aku sih belum cukup maksimal kali ya. Memang kita harus
mengapresiasi usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan yang bisa dikatakan cukup sulit untuk diatasi. Banjir yang menggenangi satu kota, yang notabene kota itu gedenya ngga main-main. Dengan permasalahan intern kota yang cukup kompleks seperti kemacetan, banyaknya gedung tinggi pencakar langit, kurangnya lahan bermain untuk anak-anak, sampai tumpukan sampah dimana-mana. Walaupun aku bukan penduduk kota Jakarta, tapi aku menghargai bentuk upaya pemerintah untuk setidaknya bisa mengatasi masalah banjir walau kurang signifikan.
Mungkin kita perlu berkaca pada diri sendiri,
sebenernya kita udah mendukung pemerintah ngga sih buat menanggulangi banjir? Contoh sederhana aja,
buang sampah pada tempatnya. Udah jadi rahasia umum kan kalo
sampah adalah penyebab utama banjir, selain hujan deres yang dateng tiap hari? Nah gini nih, kita ngga boleh sepenuhnya nyalahin pemerintah atau malah ngatain pemimpin kita dengan 'janji palsu'nya mereka. Sesungguhnya mereka udah berusaha, namun kitanya aja yang belum ngedukung usaha pemerintah kita.
Kalo mau main salah-salahan, bisa aja kita nyalahin pemerintah karena program kerja nya yang ngga berjalan maksimal. Mau nyalahin Tuhan? Sadar diri dulu, udah berapa banyak nikmat yang dikasih Tuhan buat kita, masa iya sekalinya dikasih cobaan dan musibah seperti itu, kita mau langsung nyalahin Tuhan? Nyalahin diri sendiri karena belum bisa mendisiplinkan diri dengan buang sampah pada tempatnya? Boleh, tapi aku ngga yakin, di jaman yang kaya gini masih ada yang mau nyalahin diri sendiri, istilahnya instropeksi diri. Kalau ada yang kaya gitu, aku salut banget. Itu artinya mereka sudah cukup mampu untuk memperbaiki diri mereka sendiri. Kalau memperbaiki diri sendiri sudah bisa, untuk memperbaiki masalah apapun, jadi lebih gampang.
Pasti ada deh, diantara kalian yang pas baca tulisan aku ini mikir
"Yaiyalah situ ngomong aja nyerocos ini itu gampang. Action dong!"
Aku ngga bakalan lah ngomong panjang lebar nyuarain pendapat kaya gini dengan tanpa aksi. Sejujurnya, aksiku selama ini untuk ngedukung pemerintah dalam mencegah banjir adalah buang sampah pada tempatnya. Terlalu gampang? Ya memang itu faktanya.
Semua hal besar itu dimulai dari hal yang paling kecil sekalipun. Atau mungkin kalian mikir,
"Ah mana mungkin situ selalu buang sampah pada tempatnya. Paling juga pernah buang sembarangan pas gaada tempat sampah." Well, entah sejak kapan, tapi aku selalu nyimpen bungkusan atau plastik permen dalam saku kalo emang di sekitar aku lagi ngga ada tempat sampah. Mangkanya aku bisa beropini kaya gini, karena aku juga udah ngelakuin apa yang aku bilang dalam tulisan ini.
Back to topic, jadi coba deh, kita ngga usah nyalahin siapa-siapa buat masalah banjir besar Jakarta yang sekarang sedang terjadi. Pemerintah coba dengerin apa kata rakyat, begitupula rakyatnya, coba dukung upaya pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah kota seperti itu. Kalau setiap orang di negeri ini punya pikiran dan inisiatif untuk instropeksi dan tidak saling menyalahkan, aku yakin
ngga ada tempat yang lebih indah dibanding negeri sendiri.