Gara-gara Doraemon: Stand by Me

ALOHA ASSALAMU'ALAIKUM HAU XIANG HAU XIANG NI HAO MA APA KABAR RAKYAT INDONESIAHHHHH~

Uhuy! Setelah kurang lebih dua bulan enggak ngeblog karena, yaaah biasalah, kesibukan mahasiswa tingkat akhir yang tak ingin dikesampingkan, akhirnya balik nulis lagi. Kangeeeen tau, ibaratnya tuh kayak lagi LDR-an trus nggak ketemu 2/3 abad. Hiks, sini pelukin atu-atu! *peyuk erat*

Nah buat postingan comeback kali ini, aku mau ngebahas tentang satu film yang lagi heitzzz banget. Film ini heitzzz (inget, heitzzz pake Z tiga kali) karena nggak ditayangin di seluruh bioskop di Indonesia, cuman bioskop-bioskop pilihan gitu. Alhamdulillah aku sempat nonton film ini di salah satu bioskop yang nayangin. Pasti udah pada nebak deh film apa, yekaaan? Yep! Film ini berjudul Beranak dalam Kubur Season 1 Doraemon: Stand by Me.

Doraemon-nya galau :"

Banyak yang bilang film yang katanya episode terakhirnya Doraemon ini, isinya sedih banget. Tuh, gambar Doraemon yang ada di halaman ini aja udah kayak nahan nangis gitu kan. Jadiii karena banyak spoiler yang mengatakan filmnya sedih banget, pas baruuu aja nyampe bioskop aku udah meratapi kesedihan gitu deh. Nggak siap kalau harus pisah sama dia. Nggak bisa ngebayangin apa jadinya hidupku tanpanya. Nggak ada yang nyemangatin lagi. Nggak ada yang bikin ketawa lagi. Hiks :"
...
...
...
Iya, aku lagi ngomongin Doraemon kok.

WEITS, TAPI EH TAPI!!!
Di blogpost ini aku nggak bakalan nyeritain filmnya kayak gimana, sedih banget nggak, nangis nggak, lucu nggak, TIDAK SAUDARA-SAUDARA! Aku mau berbagi pengalaman nonton Doraemon dan akibat yang ditimbulkannya.

Jadiii...

Waktu itu, aku nontonnya hari Minggu. Siang. Beuh, antrean tiketnyaaaa panjang dan penuh lika-liku banget kayak hubungan asmara situ. Tapi untungnya, aku udah dapet tiket duluan dong sebelum ngantre panjang hohoho. Itulah gunanya bangun pagi, biar rejeki nggak dipatok ayam orang-orang yang juga pingin nonton Doraemon.

Setelah dapet tiketnya, aku masuk ke studio kemudian duduk sambil nunggu filmnya main. Pas filmnya udah main, bioskop penuh banget, nggak tersisa satu tempat duduk pun. Aku, tentunya, nikmatin filmnya dong. Dan berharap kepenuhan bioskop ini tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun, harapan tinggallah harapan.
Hal-hal yang tidak diinginkan ini diawali dengan:

1. Celetukan nggak penting dari penonton.
2. Suara anak kecil teriak-teriak.
3. Suara bayi nangis.
4. Dan... bau minyak kayu putih.

INI BIOSKOP APA PENITIPAN BAYI??! *font-nya gede* *capslock pula* *kesel sih*

Serius deh, celetukan penonton alay (yang begini juga, maapin, aku nggak bermaksud nyinggung kamu, ini ditujukan pada anak alay yang itu kok) yang pake bilang, "Dih, kasian Nobita-nya jomblo deh!" "Mblo mblo... harusnya beli alat *sensor* *biar nggak spoiler* dong biar cepet dapet pacar!" dan celetukan nggak penting lainnya itu ganggu. Banget. Di mana esensi nonton film di bioskopnya kalau kayak gini? Di mana rasa belas kasih kalian terhadap jomblo-jomblo yang mungkin denger celetukan kalian? Di mana letak surga itu? Biar kugantikan tempatmu dengannya~

Terus lagi nih, ada anak kecil teriak-teriak. Nggak lama kemudian ada yang nangis. Nggak lama juga tiba-tiba tercium aroma minyak kayu putih sama minyak telon. Beuh, kesalahan nih nonton di jam-jam anak kecil masih pada melek. Puyeng dah tuh ngerasain aroma minyak-minyak bayi, aroma parfum penonton sebelah yang menyengat, dan aroma ketek basah. :"

Oke, jadi itu pengalaman singkatku nonton Doraemon. Jangan kecewa ya kalau aku nggak nyeritain filmnya kayak gimana, kan tadi udah diperingatin di awal :3

Sekarang, aku mau ngomongin akibat yang ditimbulkan sama film Doraemon yang katanya episode terakhir ini.

Jadi, beberapa waktu lalu, pas aku lagi update Path buat pamer ke seluruh dunia kalau saat itu aku lagi mau nonton Doraemon, sebelum-sebelumnya di timeline Path aku udah banyak banget yang ngupload foto lagi nonton Doraemon di laptop. Aku sih nggak mempermasalahin yaa kalian mau nontonnya di bioskop atau di laptop. Aku cuman syok aja, ini filmnya masih tayang tapi kok udah ada download-annya di internet, mana bagus pula kualitas gambarnya. Aje gile dah orang Indonesia.

Eh tau-tau, akhir-akhir ini malah rame berita kalau film-film Jepang katanya udah 'males' beredar di Indonesia gara-gara download-an ilegal Doraemon: Stand by Me. Karena temen-temenku banyak yang doyan Jejepangan, otomatis mereka ngungkapin kekecewaannya dong di sosmed. Ada yang ngamuk-ngamuk, ada yang bete, ada yang pasrah, ada yang nyalahin mereka yang download ilegal filmnya Doraemon. Hmm.

Menurutku sih ya, ME-NU-RUT-KU, aku nggak nyalahin mereka yang download ilegal filmnya Doraemon (soalnya kadang aku suka minta film-film ke temen yang hobi download sih ehehe). Ini bisa jadi mereka terpaksa download karena nggak bisa liat filmnya langsung di bioskop, secara cuman tayang di bioskop tertentu aja kan. Tapi, mau gimana pun juga, download ilegal emang nggak bisa dibenarkan. Ini sama aja kayak mematikan kreativitas para pembuat karya seni. Apapun bentuk karya seninya, film, lagu, apapun.

Kalau aku jadi pelaku download ilegal film yang heitzzz dan masih tayang di bioskop macem Doraemon: Stand by Me, aku cuman download filmnya aja, tapi nggak nyebarin link download-nya. Soalnya nihhh, menurut salah satu portal berita, isu film-film Jepang macem Naruto batal tayang di Indonesia ini karena pihak mereka nemuin banyaaak banget link download yang kesebar. Hmm, mungkin kalau link-nya nggak disebar-sebar, mereka nggak bakal tau dan film-film Jejepangan nggak akan 'males' tayang di Indonesia. Kita yang download senang, pecinta Jejepangan senang, pembuat film senang (karena nggak tau kalau filmnya ternyata udah bisa dibajak), pihak bioskop senang, yang nemenin nonton di bioskop senang, yang minta film download-an senang, semua senang! YAAAAY~ :3

Jadi, gaes, ajarin daku download film dooong~ #lah #abaikan