Sejak satu bulan lalu, kacamata seolah menjadi teman setia ke manapun aku pergi. Aku memang belum terbiasa memakai kacamata minus, terlebih selama delapan belas tahun ini kedua mataku sehat-sehat saja. Namun semua berubah saat aku mulai merasakan efek blur, utamanya pada siang dan malam hari. Mama menyarankan agar aku memeriksakan mataku ketika aku berkesempatan mengunjungi sebuah rumah sakit.
Hari itu aku tidak pernah menyangka bahwa mataku ternyata sudah tidak sehat lagi. Dokter mata di rumah sakit menyatakan mata kanan dan kiriku minus. Beberapa pertanyaan sempat diajukan dokter, diantaranya adalah apa yang membuat mataku bermasalah. Aku menceritakan bagaimana kehidupan kuliahku selama hampir setahun. Sebagai mahasiswi teknik dan desain (aku berkuliah di kampus teknik dengan jurusan sarat desain), keseharianku tak lepas dari proyektor dan laptop. Tiada hari tanpa menatap layar laptop. Bagaimana tidak, tugas-tugasku mengharuskan mahasiswanya bercengkerama dengan benda elektronik satu itu.
Selain keakrabanku dengan laptop, hampir tiap malam aku masih menyempatkan diri untuk membaca buku. Nah, di sinilah letak kesalahanku selanjutnya. Aku selalu membaca buku dengan keadaan berbaring dan mendekatkan buku dengan jarak kurang dari dua puluh sentimeter dari mata. Teman satu kosku, Ayu, sudah sering mengingatkan agar aku tak melakukannya, namun aku bandel.
Setelah kuceritakan hal-hal tadi, dokter mengangguk paham. Tak berapa lama, beliau memberikanku dua lembar kertas yang entah apa isinya (kau tahu, tulisan dokter sulit dipahami) kemudian menyuruhku untuk segera ke optik. Ucapkan halo pada mata empat.
Di optik, mama menyuruhku memilih beberapa bentuk dan model kacamata yang aku sukai. Ada beberapa, namun kurasa kurang pas untuk dipakai sehari-hari. Akhirnya aku memilih satu kacamata dengan gagang berwarna kuning, walau kuning bukanlah warna favoritku. Namun pada akhirnya, kacamata ini lebih sering kutinggalkan dalam tas. Hanya terpakai saat aku harus menyetir motor sendirian, menulis dan membaca, atau ketika aku menghadapi proyektor pun laptop.
*ikutan proyek Cerita Dari Dalam Kamar (#CeritaDariKamar) yang digawangi Bernard Batubara*
No comments:
Post a Comment
Thanks for stopping by. You seem nice. You are welcome to leave any comments here.