Tuesday, January 21, 2014

Sesuatu yang Tidak Pernah Ada

"Bisa nggak sih, kamu biasa aja ke aku?"
"Maksud kamu?"
"Sikapmu."
Dia menautkan alis. Menarik satu sisi bibirnya, membuat satu lengkungan senyum asimetris. Ekspresi itu. Aku tahu dia akan berbohong.
"Kenapa sikapku?"
Mendengar pertanyaan itu, ingin sekali aku menamparnya. Masih belum cukupkah waktu yang dia gunakan selama ini untuk berpura-pura?
"Hey, kenapa kamu diem aja? Nggak ada yang salah kan, dengan sikapku?" Dia melanjutkan pertanyaannya. Sebelum emosiku kian tak terkontrol, aku beranjak dari kursi taman tempatku dan ia berbicara. Bersiap untuk meninggalkannya; seseorang yang penuh kepalsuan.
"Tunggu. Kamu mau ke mana? Kita kan belum selesai bicara," dia meneriaki punggungku. Di langkahku yang kesekian, aku berhenti, lalu berbalik.
"Kalau kujawab pertanyaanmu, apa kamu bisa berhenti berpura-pura?"




Tidak banyak yang tahu maksud tulisan ini. Dan aku akan tetap membiarkannya begini saja, tanpa penjelasan.

No comments:

Post a Comment

Thanks for stopping by. You seem nice. You are welcome to leave any comments here.