Tuesday, February 26, 2013
Dear, Kamu.
Hei kamu. Iya, kamu yang dulu pertama kali sms aku hari Jum'at tanggal 31 Agustus 2012 dengan isi "Bosen rek." Iya, kamu yang dulu, entah bener atau enggak, nungguin aku pulang kuliah hari pertama di depan parkiran, lalu nyapa aku lewat temenmu, dan akhirnya pulang setelah aku ambil motor di parkiran. Iya, kamu yang dulu bantuin aku benahin segala sesuatu printilan tugas ospekku yang belum selesai.
Iya, kamu yang entah mengapa baru kusadari akhir-akhir ini, ketika aku bilang gini ke teman kita, "Biru, bukan maksudku nyinggung apa gimana ya, tapi kamu kalo ngerokok jauh-jauh, aku nggak bisa tahan sama asepnya.", besoknya pas kita kumpul lagi kamu udah nggak menyulut rokok sama seperti teman kita itu. Iya, kamu yang dulu tanya ke aku, "Kamu nggak papa ta Nin?" dan kujawab dengan, "Nggak kok, nggak papa." pas banyak yang ngerokok dan wajahku pucet. Iya, kamu yang dulu akhirnya bilang, "Kamu sinio aja lo.." waktu aku jawab pertanyaanmu tadi, terus narik sweaterku karena aku tau kamu nggak berani pegang tanganku. Iya, kamu yang waktu aku diem aja pas kita lagi berdua cerita-cerita, kamu bilang, "Kok diem?". Iya, kamu yang waktu itu bilang, "Jika kau selalu di hatiku, akan aku jaga selalu dirimu." lewat sms, walau aku tau itu cuman sepikan kamu aja, karena waktu itu kita lagi sepik war. Iya, kamu yang waktu itu bilang, "Cepet sembuh ya.." waktu jagain aku di Rumah Sakit, dengan senyuman yang aku tau itu dipaksakan, karena nggak setulus senyuman-senyumanmu yang biasa aku temui. Iya, kamu yang waktu itu nemenin aku di Rumah Sakit sampe jam dua belas malem padahal besoknya kamu ada tugas dan kamu bilang, "Gak papa wah, tugasnya bisa tak kerjain besok pagi di kampus." Iya, kamu yang waktu itu minta aku buat bantuin kamu berhenti dari kebiasaan burukmu yang kamu tau aku nggak bisa tahan dan nggak suka banget. Iya, kamu yang waktu kutanya, "Pasti kamu tersiksa banget ya nggak ngerokok selama ini? Terpaksa banget pasti kan gara-gara aku?" tapi kamu jawab, "Enggak kok. Gak papa." dengan senyuman khasmu itu. Iya, kamu yang waktu itu ngira aku lagi marah sama kamu padahal justru aku yang ngira sebaliknya. Ternyata alasanmu bilang gitu karena aku nggak noleh waktu kamu sapa, padahal memang aku nggak denger ada sapaan darimu. Yang kemudian kamu sapa besoknya sambil nepuk pundakku. Iya, kamu yang bikin aku kaget dan bertanya-tanya apa yang udah aku lakuin ke kamu saat kamu sms aku yang isinya, "Bukan PHP, cuman belum saatnya. :)" lengkap dengan emot senyum yang nggak pernah aku suka sebelumnya. Tapi kamu, kamu adalah pengecualian buatku. Iya, kamu yang waktu itu mengejutkan aku dengan satu lagi smsmu, yang saat itu kita sudah lama nggak sms-an, ternyata kamu promosiin usahanya kelasmu buat ngumpulin dana demi acara KPP jurusanmu. Iya, kamu yang ketika aku beli cover laporan yang kamu tawarkan ke aku waktu itu, mendatangi lab tempat aku praktikum lalu nungguin aku di depan balkon. Iya, kamu yang waktu aku akhirnya ambil cover laporan itu, kamu nepuk pundakku tiga kali, dan nyubit lengan kananku dua kali. Iya, kamu yang nggak kusangka akan bikin aku sesuka ini sama kamu, padahal sebelumnya nggak pernah terpikir buatku naruh hati atau bahkan sampai kepikiran kamu sejauh ini. Iya, kamu yang pada akhirnya ngasih aku semua kenangan indah, yang nggak kusangka juga akan berakhir seperti ini. Yang nggak kusangka juga kita akan sejauh ini, yang awalnya kita sedekat itu.
Hei kamu, aku cuman mau bilang, aku rindu. Rindu senyuman tulusmu yang selalu sukses bikin aku ikutan senyum, rindu saat aku dengan santainya teriak dan bilang, "Jangan ngerokok ih!" ke kamu, kemudian kamu ketawa lepas sambil angkat puntung rokokmu buat godain aku. Rindu saat kamu bilang semua hal kecil tentang aku, yang bahkan aku sendiripun nggak merhatiin. Rindu saat aku bisa duduk di sebelah kamu, dengan hati yang deg-deg-an nggak karuan. Rindu saat aku liat hpku dan ada sms dari kamu. Rindu saat aku nunggu balasan smsmu yang kadang secepat kilat, tapi juga nggak jarang balasanmu bikin aku mikir kalo kamu nggak pengen smsan sama aku. Rindu saat pada akhirnya aku tersenyum kecil, waktu kamu bilang sudah bohongin aku hanya karena kamu pengen smsan sama aku. Rindu tatapan matamu yang kemudian kubalas dengan senyuman saltingku. Untukmu, aku nggak pernah serindu ini kepada siapapun yang pernah ada dalam pikiranku.
Aku tau, bukan kapasitasku disini untuk menyita seluruh perhatianmu. Aku pun tau, mungkin selama ini hanya aku yang salah mengartikan seluruh kebaikan dan perhatianmu buat aku. Aku tau, kamu nggak akan membalas rasa rindu, bahkan rasa yang entah bagaimana aku mendeskripsikannya. Aku juga tau, kamu nggak akan baca tulisan ini.
Tapi, kamu, kutegaskan padamu aku sudah berusaha untuk menghapus pikiranku tentang kamu. Kutegaskan pula bahwasanya aku sudah hampir berhasil melupakan segala yang kamu beri buat aku. Kenangan.
Namun kamu tau? Setiap keberhasilanku menghilangkan angan tentangmu, selalu dengan berhasil pula kamu rusak gitu aja. Tiba-tiba kamu hadir, entah dengan cara yang nggak pernah kuduga. Kehadiranmu pada mimpi-mimpiku, yang selalu indah ketika ada kamu, bikin aku mau nggak mau, mengingat semua hal-hal kecil tentangmu. Kehadiranmu pada sudut-sudut kampus yang pada akhirnya memaksaku untuk memikirkanmu, juga nggak jarang bikin aku sukses berpikir bahwa mungkin, mungkin saja, kamu memang buat aku. Tapi segera kutepis pikiran itu jauh-jauh. Kehadiranmu yang tak pernah kukira itu, membuat aku menulis tulisan ini, yang aku sudah nggak tau harus kuceritakan kepada siapa lagi.
Apa kamu tau, seringkali aku berpikir mungkin cuman aku yang terlalu kegeeran. Bukan kamu yang memberiku harapan palsu. Apa kamu tau, aku juga sering berpikir mungkin saja di sana kamu juga memikirkan aku, sama seperti aku memikirkan kamu. Apa kamu tau, nggak jarang aku berpikir bahwa kamu sekarang sudah melupakan aku. Dengan sangat mudah. Dan sangat jauh berbeda dengan keadaanku sekarang.
Kamu tau, mengapa pada akhirnya kutulis tulisan ini? Karena aku nggak mau bercerita ini itu lagi tentangmu pada teman-temanku. Aku mau segera melupakan hal-hal manis denganmu. Aku nggak mau dianggap terlalu memujamu, terlalu percaya diri menganggap kamu selama ini juga suka aku. Walaupun pada kenyataannya, aku memang berharap seperti itu.
Seorang teman pernah bertanya padaku, "Kamu sudah diapain sih sama dia, Nin? Kok kamu segini banget galauin dia. Dia aja lo nggak galauin kamu, ngapain kamu bikin nyesek hatimu sendiri?" Dan aku hanya bisa diam. Aku nggak punya jawabannya. Dia benar, kamu, nggak pernah ngelakuin apa-apa ke aku. Kamu secara gamblang bilang kalo suka sama aku aja enggak. Sekali lagi aku bilang, ini cuman aku yang kegeeran, yang salah mengartikan perhatiannya kamu dan semua hal manis yang kamu lalui sama aku. Tapi sekarang aku punya jawabannya. Kamu sudah bikin aku sukses suka sama kamu tanpa alasan apapun, tanpa melihat sisi kurang dan lebih yang ada di diri kamu. Kamu juga sukses bikin aku ngetik nama lengkap kamu di kolom pencarian Google, kemudian nemuin beragam info tentangmu yang mungkin orang lain selain kamu pun nggak tau.
Hei kamu, apa kamu percaya dengan mitos bahwa orang yang hadir dalam mimpimu adalah orang yang sedang merindukanmu? Entah benar atau nggak, tapi aku terlalu sering merindukanmu. Kalau itu benar, maaf atas kehadiranku dalam mimpimu yang mungkin mengganggu tidur lelapmu. Tapi kehadiranmu dalam mimpi-mimpiku, selalu buat aku kembali seperti ini. Kembali memikirkanmu; Apa benar kamu rindukan aku?
Hari ini, sehari setelah kehadiranmu dalam mimpiku yang terasa sangat nyata kemarin siang, aku putuskan untuk tak lagi jadi yang mengharap. Ya, mengharap kamu kembali seperti sedia kala, menjadi teman dekat, sangat dekat, yang bahkan mampu membuatku bersemangat di kala aku lelah akan semua aktivitas yang membelenggu. Mengharap kamu mengingat aku, walau sedikit saja, di sela-sela waktu dan kesibukanmu. Mengharap kamu tau perasaanku, yang kuyakini memang kamu sudah tau, tapi pura-pura nggak tau. Mengharap kamu membalas perasaanku, walau sepertinya itu terlalu mewah buatku.
Untuk kamu, yang pernah kuberi panggilan khusus hanya buatmu; Acim.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Thanks for stopping by. You seem nice. You are welcome to leave any comments here.