Surat ini ditujukan untuk teman terbaikku yang selalu menemani di saat-saat tak tentu. Yang selalu datang bahkan ketika aku tidak meminta. Yang selalu ada ketika aku penuh masalah. Yang selalu bertahan walau seringkali kuusir diam-diam.
Saat ini aku sedang bersamanya. Meski sesungguhnya kehadirannya tak kuharapkan, ia tetap tak pernah absen mengunjungiku. Seolah tak ingin melewatkan satu hari saja tanpaku.
Aku tidak tahu mengapa kau tetap bertahan. Segala jenis kafein sudah kugunakan. Tapi kau tak pernah gentar. Seolah tak ada satu hal pun yang dapat menghentikanmu. Tidak dengan obat termahal. Tidak dengan kopi terpanas. Tidak dengan cokelat terpahit.
Ya.
Surat ini untuk yang paling hebat. Untuk yang tidak pernah menyerah walau diberi gempuran dari segala arah.
Surat ini untukmu, migrain.
Surabaya, 6 Februari 2015.
Dari yang kesulitan mengabaikan kehadiranmu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Gue pikir siapa...
ReplyDeleteCepet sembuh ya. \:D/
Ehehe iyaa makasih yaa :D
Deleteyang kuaatt,
ReplyDeletesemangaattttt
Makasih kak Ikaaaa *peluk*
Delete