Minggu ini merupakan minggu yang sangat berarti sekali buatmu, mbak. Setelah hari Kamis lalu dia secara mantap memintamu lewat akad, pagi tadi akhirnya kulihat kau berdiri di sana dengan dia yang akan menemani sisa hidupmu. Dia yang telah buktikan bahwa hubungan jarak jauh tidak selamanya berakhir di tengah jalan. Dia yang siap menuntunmu menjadi wanita penghuni surga. Dia yang kini menjadi baktimu, memanggul segala kewajiban atasmu.
Kau terlihat sangat bahagia sekali di pelaminan tadi, mbak. Terlihat sangat cantik. Sumringah. Dipenuhi kebahagiaan yang insya Allah tak akan pernah luntur karena ada dia di sisi yang siap memoles bahagiamu tiap harinya. Aku tak menyangka, ternyata waktu memang bergulir cepat sekali. Rasanya baru kemarin aku menjadi fotorafer dadakan di acara pertunanganmu. Eh tahu-tahu, sekarang kau sudah menyandang gelar baru sebagai Nyonya Hady.
Di kehidupan yang amat sangat baru nanti, mbak, kau akan terbangun dengan dia di sebelah bantalmu. Akan terbangun dengan keinginan untuk membuat sarapan terbaik untuknya. Kau juga akan melewati hari-hari dengan rasa rindu yang baru. Kalau sebelumnya kau menunggu dia pulang ke kotamu, kelak kau akan menunggu dia pulang ke rumahmu; rumah kalian. Lalu menyambut dia yang letih bekerja seharian dengan senyum hangat. Memijat bahunya. Membuatkan kopi panas (hanya jika dia memang menyukai kopi). Menanyakan bagaimana harinya. Ah, saat-saat seperti itu terlihat sangat menyenangkan bukan, mbak? Bukankah kau sudah membayangkannya sejak lama? Nah, sekarang, kau akan benar-benar mengalaminya, mbak. Jangan terburu-buru menceritakan padaku perihal kebahagiaan seorang istri, mbak. Nanti aku iri. Um, mungkin lebih tepatnya, ingin.
Kalau keponakanku nanti sudah menatap dunia, jangan lupa beritahu aku ya, mbak. Aku penasaran, akan mewarisi wajah cantik ibunya, atau raut tegas ayahnya kah? Akan gemar berhitung, atau lebih suka menelaah mesin-mesin kah? Ah, tapi imajinasi ini rasanya terlalu jauh ya, mbak. Nikmati dulu saja masa-masa indah menjadi pengantin baru, mbak.
Selamat untuk kebahagiaanmu ya, mbak Shandra. Aku terbangkan doa semoga keluargamu selalu dirangkul kegembiraan dan dihujani rejeki yang diridhoi Allah. Tak lupa kulayangkan doa untuk kesejahteraan bahtera yang kalian berdua nahkodai. Badai mungkin tak dapat dihindari, tapi seperti ucapan orang bijak: untuk dapat melihat pelangi, kau harus merasakan hujan terlebih dahulu.
Surabaya, 15 Februari 2015.
Dari yang turut merasakan kekuatan cinta kalian berdua.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
horeee selamaattttt
ReplyDeletesemangaatttt
you too, kak Ikaaaa!
DeleteSelamat buat Mbak Shandra. Semoga berkah.Buat Mbak Mandy juga, moga cepet nyusul. xD
ReplyDeleteLAH ahaha aamiin deh xD
Deleteselamat yaaa
ReplyDeleteIndahnya pernikahan :)
ReplyDeletejgn lupa mampir yaaa :)