Aku terbiasa menyukaimu, hujan. Entah bagaimana, saat kau mulai datang, aku senang. Tapi aku tidak suka ketika kau datang beramai-ramai. Kau tahu kan, aku tidak terlalu suka keramaian. Aku suka saat kau mendatangiku dengan ramah. Menyapa dengan bau khas sehabis kau turun yang sangat kusuka.
Tapi akhir-akhir ini, aku tidak begitu mengharapkan kedatanganmu. Beberapa tempat di bumi pertiwiku menyalahkanmu atas apa yang sedang terjadi belakangan. Aku sempat kesal, tidak terima dengan tuduhan mereka. Bukan sepenuhnya salahmu kalau di sana sini terjadi banjir. Siapa suruh mereka tidak mau membuang sampah pada tempat yang seharusnya, hm? Tapi kemudian, aku terpikir mereka yang terpaksa menunda kegiatan hanya karena kau tiba-tiba datang. Aku juga tidak bisa menyuruhmu untuk memberi peringatan saat kau ingin datang. Kalau kau ingin datang, ya datang saja. Tapi lalu bagaimana dengan mereka yang menyalahkanmu? Yang katanya kesusahan karenamu? Yang rencana-rencananya tertunda karena hadirmu?
Namun tenang saja, aku tetap menyukaimu. Walaupun ketika aku terkena seranganmu meski sekelebat saja ragaku langsung memberontak, tapi aku tetap dan masih akan menyukaimu. Kau juga ciptaanNya, yang patut disyukuri.
Pasuruan, 7 Februari 2014.
Dari temanmu, sang penggemar petrichor.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Thanks for stopping by. You seem nice. You are welcome to leave any comments here.