Monday, February 3, 2014

House of Sampoerna: Bukan Museum Rokok

Ketika mendengar kata "House of Sampoerna", apa yang ada dalam pikiran kalian? Rumah Sampoerna? Rumah yang dimiliki oleh seseorang bernama Sampoerna, seperti House of Syahrini, begitu? Atau mungkin kalian terpikir akan sebuah merek rokok ternama di Indonesia, Sampoerna, dan mengira House of Sampoerna adalah pabrik pembuatan rokok merek tersebut? Kalau kalian berpikir begitu, maka bisa dipastikan kalian belum pernah mengunjungi tempat ini.

Bukan tumpukan lego yang ditopang oleh pilar-pilar dari rokok

House of Sampoerna, adalah sebuah museum yang terletak di kawasan 'kota tua' Surabaya, lokasinya nggak jauh dari Tugu Pahlawan atau Jembatan Merah, dua ikon kota Surabaya. Nah, awalnya aku nggak tau nih HOS letaknya di mana dan bentuknya kaya apa. Aku menyambangi museum ini ditemani Yesi, karena dia sudah pernah ke sana dan masih ingat rutenya lewat mana aja. Bukan tanpa alasan aku tiba-tiba kepikiran untuk main-main ke HOS; aku ke sana untuk tugas mata kuliah fotografi, di mana bapak dosen menugaskan kami untuk berkelompok dengan dua anggota saja dan membuat satu photobook bertemakan Surabaya.

Sebelum memutuskan akan mengambil gambar dari bagian-bagian mana saja di Surabaya, aku dan Yesi nentuin sub-tema dari photobook milik kami. Nggak butuh waktu lama buat ngonsep, karena memang aku dan Yesi sepemikiran. Akhirnya kami mengambil sub-tema fashion remaja Surabaya dan tempat-tempat menarik yang sering dikunjungi remaja Surabaya. Setelah sub-tema terpilih, barulah kami bikin list mana-mana aja yang akan jadi destinasi bidikan kamera aku. HUAHAHAHA bahasanyaaa --,

Nah, HOS ini adalah tujuan pertama kami. Karena waktu ke sana aku bertindak sebagai pembonceng, maka aku nggak bisa menikmati pemandangan selama perjalanan dengan detail. Tapi, selama perjalanan, Yesi suka ngejelasin kalau ada satu tempat yang mengandung nilai historis tinggi. Seperti waktu kami melewati Museum Kesehatan (MusKes), dia bercerita kalau museum itu pernah dijadikan lokasi uji nyali oleh salah satu program acara misteri di teve swasta. Seram juga ya... :|

Begitupun saat aku berbelok dan melewati Penjara Kalisosok. Kata Yesi, penjara ini juga memiliki aura mistis gitu. Penjara ini merupakan satu di antara sekian banyak penjara peninggalan Belanda yang memiliki cerita 'horor'. Tapi di balik cerita horornya, penjara ini pernah menjadi saksi ditahannya presiden Indonesia yang pertama, bapak Ir. H. Soekarno.

Nggak jauh setelah melewati Penjara Kalisosok, sampailah kami di museum yang aku tunggu-tunggu. Begitu sampai di gerbang, aku disambut oleh seorang satpam yang menanyai pertanyaan standart masuk gedung-gedung, "Bawa STNK, mbak?" Kalau bawa, kalian lolos dan nggak akan disandera dipersilakan parkir di dalam. Saat masuk menuju tempat parkir, kami disapa oleh hamparan taman dengan pohon-pohon hijau yang mungil. Walau saat itu cuaca terbilang panas, tapi begitu melihat yang ijo-ijo (duit), rasanya adeeem aja.

Kalau beruntung, saat kalian berkunjung ke HOS, kalian juga dapat menikmati fasilitas keliling Surabaya gratis dengan bus Surabaya Heritage Track. Bus ini bentuknya lucu dan menarik, warnanya merah ngejreng dengan beberapa ornamen yang menghiasi fisik luarnya. Dalamnya sih belum pernah tau secara langsung, tapi kalau lihat di teve dan beberapa foto, interior bus SHT ini bersih, rapi, tertata. Tempat duduknya juga kelihatannya empuk. Sayang sekali waktu aku ke sana, bus-nya sudah melakukan rute terakhir, jadi aku nggak bisa menikmati bonus menyenangkan itu *sigh* Dan sayang pula aku nggak mengambil fotonya karena mengejar waktu pengambilan foto di bagian dalam museum.

Nggak jarang, museum ini dijadikan lokasi foto pra-nikah saking kerennya
Buka tiap hari jam 09.00 - 22.00

Saat aku membuka pintu masuk museum yang gedenya amat sangat, aku dan Yesi dikejutkan oleh dua orang mbak mbak penjaga museum yang aduhay menanyakan kartu tanda pengenal. Untungnya saat itu aku membawa KTP, SIM, dan Kartu Mahasiswa, jadi mbaknya bisa tinggal pilih deh, mau kartu yang mana xD
Enggak enggak, maksudnya mbak penjaga nanyain tanda pengenal, mungkin karena museum ini sarat tembakau dan hal-hal semacamnya, maka mereka harus memastikan bahwa yang mengunjungi telah berusia 17 tahun ke atas.

Museum ini terdiri dari dua lantai. Lantai 1 untuk koleksi dan kepentingan permuseuman seperti berbagai macam jenis tembakau terbaik dari berbagai tempat di Indonesia, sepeda onthel bersejarah milik pendiri HOS, Liem Seeng Tee, yang digunakan ketika membuat rokok dulu, susunan foto keluarga besar Sampoerna, koleksi kebaya, kostum marching band pegawai Sampoerna, hingga replika toko milik istri Liem Seeng Tee beserta isinya (jajanan lawas). Sementara lantai 2 digunakan untuk keperluan cindera mata. Tapi saat aku mengunjungi HOS, aku nggak naik ke lantai 2. Hemat waktu.

Selain museum, di House Of Sampoerna ini juga ada rumah yang pernah ditinggali oleh keluarga Sampoerna, lengkap dengan koleksi mobil mewah antik. Kalau kata Yesi sih, ada pabrik pembuatan rokoknya juga di belakang museum, tapi sekarang sudah nggak lagi dibuka untuk umum. Ada juga kafe yang menyediakan makanan dan minuman untuk mengganjal perut setelah lelah berkeliling di museum. Tapi aku nggak nyobain kafenya sih, cuma mampir lihat interior dan foto-foto doang.

Ah, bukankah pictures speak louder than words? Jadi, mari langsung kita tampilkan saja foto-foto yang kudapatkan di dalam museum HOS dan kafenya...

Kalau aja nggak ada kaca informasinya, aku mungkin masih mengira kalau ini adalah sebuah perapian.

Bermacam-macam jenis tembakau terbaik pilihan hasil tanah Indonesia.

Lukisan-lukisan indah yang sayang untuk tidak dinikmati.


Ini nih, sepeda onthel bersejarah yang sudah kuceritakan tadi.

Tunggu, untuk yang ini, aku lupa apakah ini susunan foto pendiri Sampoerna atau pemilik saham :|

Berasa kaya di laboratorium kimia gitu ya... Tapi kenapa ada timbangan yang biasa buat nimbang bawang di pasar :|

Salah satu foto favoritku yang kujepret di Museum House Of Sampoerna.

Yang satu ini.........aku juga lupa ini alat untuk apa. Maafkan ingatanku, kawan :|

Serangkaian alat-alat dan kostum marching band. Di sini juga ditampilkan video interaktif marching band, lho.


Ini dia, kafe yang berada persis di sebelah kanan museum HOS. Nama kafenya simpel, ya. Sesimpel rasa sayangku padamu.

Interior kafe. Aku suka perasaan vintage saat kujejakkan kaki di sana. Pajangan dindingya seolah memperkuat kesan tersebut. Lampu-lampu kuning temaram memberi perasaan hangat dan.......romantis. :3

Bar yang berada di dalam kafe. Motif kursinya lucu bangeeet!

Ayo jawab, buat apa dong? Hm?

Museum House Of Sampoerna di malam hari.

Kalau ke Surabaya, mampir ke museum House Of Sampoerna, ya! Nggak akan nyesel deh, karena ini salah satu landmark-nya Surabaya.

2 comments:

  1. Widih keren!!
    jadi pengen main ke surabaya nih :)
    masuknya bayar gak nih? #modusanakkost

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi main-main aja ke Surabaya, masih banyak tempat keren lainnya kok, stay tune yaa! :D
      Masuknya gratis tis, naik bus Surabaya Heritage Track-nya juga gratis, kok! #ramahkantong

      Delete

Thanks for stopping by. You seem nice. You are welcome to leave any comments here.